anisa dan om bejo part II

Ben Esra telefonda seni boşaltmamı ister misin?
Telefon Numaram: 00237 8000 92 32

Asian

anisa dan om bejo part IIAnissa sedang menikmati lantunan lagu jazz lembut yang mengalun di radio ketika terdengar ketukan pelan di jendela mobilnya. Wajah Pak Bejo yang tiba-tiba muncul mengagetkan dara itu. Anis memencet tombol membuka jendela.“Ada apa, Pak?” tanya Anissa.“A-anu, non… sepertinya saya kehilangan kunci mobil sewaktu buang air kecil tadi.”“Aduuuh… Pak Bejo ini gimana sih?” nada suara Anissa meninggi karena jengkel, tapi gadis itu segera memperbaiki nada suaranya agar Pak Bejo tidak marah. Mereka hanya berdua saja di tempat sepi ini dan hal terakhir yang diinginkan Anissa adalah membuat Pak Bejo marah. “Saya temani deh mencari kuncinya.”Anissa melangkah keluar dari mobil, karena hari mulai gelap, ia menggunakan nyala HP-nya sebagai penerang sementara Pak Bejo menyiapkan lampu darurat bertenaga baterei yang ia ambil dari bagasi mobil. Karena sering memakainya, Pak Bejo sudah sangat hapal dengan mobil yang ia pinjam dari salah seorang sepupunya ini.Sementara itu, tanpa sepengetahuan Anissa, di suatu tempat di lokasi itu, Pak Bejo baru saja menggelar koran yang sudah ia bawa sedari tadi sebagai alas, tempat di mana nantinya Pak Bejo akan menikmati malam terindah bersama Anissa, tempat di mana Anissa akan kehilangan kegadisannya.Anissa mulai khawatir karena Pak Bejo menggiringnya makin masuk ke tengah pepohonan rindang dan sudah cukup jauh dari jalan utama. Gadis itu mulai merasa seakan-akan dia sedang memasuki satu jebakan.Akhirnya Anis menyerah, “Saya telpon Mas Dodit aja deh, Pak… hari sudah terlalu malam, saya takut…”Belum sempat Anissa melanjutkan kata-katanya, Pak Bejo dengan sigap menubruk gadis itu! Anissa menjerit ketakutan karena tiba-tiba disergap Pak Bejo yang bertubuh besar, ia ambruk ke tanah dan HP yang sedari tadi ia bawa terlempar jauh.“PAK BEJO! APA-APAAN INI?!” Anissa mencoba menyadarkan pria tua yang sudah lupa diri itu, tapi Pak Bejo sudah berubah menjadi setan dengan hawa nafsu tak terkendalikan. Bagaimanapun Anissa mencoba meronta dan melawan, Pak Bejo tetap tak bergeming. Dengusan nafas Pak Bejo yang berat membuat Anissa makin panik, ia tahu apa yang diinginkan Pak Bejo saat ini, ia tahu pasti dari dengusan nafas penuh nafsu itu. “LEPASKAN SAYA!! LEPASKAAAAN!!”Jeritan, pukulan, cengkraman, semua upaya silih berganti dilakukan oleh Anissa yang terus meronta dalam pelukan lelaki tua berotak mesum itu. Sayangnya Pak Bejo adalah seorang preman yang sangat kuat, semua perlawanan Anis malah membuat pria tua itu semakin terangsang, makin Anis melawan, makin ingin rasanya Pak Bejo menaklukkan si cantik ini. Setelah si jelita itu takluk nanti, Pak Bejo akan menidurinya tanpa ampun!Cukup lama dua sosok manusia itu bergumul di tanah, Pak Bejo yang mulai merasa jengkel akhirnya mengeluarkan pisau lipat dari dalam kantong celananya dengan susah payah dan menempelkannya di leher Anissa.“Kalau begini terus, kita berdua yang akan rugi dan kelelahan, Non Anis.” bisik Pak Bejo sambil menekan leher Anissa dengan pisau dan mengancamnya. Anissa yang menyadari adanya sebilah pisau yang siap menggorok lehernya akhirnya menghentikan semua aksi perlawanan.Dengan senyum kemenangan dan terkekeh pelan, Pak Bejo mengelus pipi Anissa. “Sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah ingin mencicipimu, gadis manis.”“Dasar lelaki tua busuk! Bajingan! Laknat! Lepaskan aku sebelum…”JLEB!Pak Bejo menancapkan pisau tepat di sebelah kepala Anissa dengan penuh kemarahan, gadis itu langsung lemas dan menggigil ketakutan. Mata Anissa mulai berkaca-kaca karena ia sadar bencana apa yang saat ini sedang mengancam dirinya. “Jangan… jangan…”Pak Bejo kembali menarik pisaunya dari tanah dan menempelkannya ke leher Anissa.“Kamu sudah dewasa, sudah tahu permainan apa yang sedang kita mainkan saat ini. Aku tidak akan segan menyakitimu baik dengan pisau ini ataupun dengan tangan kosong seandainya kau berani melawanku. Lebih baik kita bekerja sama maka aku tidak akan menyakitimu, setuju?” dengan sengaja Pak Bejo menekan pisaunya lebih dalam ke leher Anissa namun tidak sampai menyayat kulitnya yang putih mulus seperti pualam.“I-Iya…” lirih Anissa menjawab, ia sangat ketakutan. Air mata gadis itu mulai menetes.“Cup cup, tidak perlu menangis, sayang. Aku janji tidak akan menyakitimu, semuanya pasti baik-baik saja dan menyenangkan. Kalau sampai tidak enak, jangan panggil aku Bejo. Heh heh heh…”Dengan penuh percaya diri, Pak Bejo memeluk Anissa dan menempelkan kemaluannya yang sudah membesar ke paha sang gadis cantik. Tangan pria tua itu bergerilya menyusuri seluruh tubuh Anis, bergerak turun dari atas, mulai rambut, hidung, pipi, leher, hingga ke payudara.“Kamu cantik sekali, sayang.” Bisik Pak Bejo di telinga Anis.Anissa memejamkan mata ketika bibir hitam pria tua itu menelusuri leher dan pipinya, sentuhannya membuat bulu kuduk sang dara berdiri dan merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Belaian demi belaian Pak Bejo disarangkan, semua demi mencoba membuai angan Anissa yang masih dilanda shock dan ketakutan yang amat sangat.Tangan Pak Bejo dengan mahir membuat gadis itu rileks dan mulai pasrah pada tangan jahil sang pria tua. Nafas Anissa mulai berat, walau pasti tidak mau mengakui, tapi gadis itu pasti mulai terangsang. Kali ini Pak Bejo menarik tangan dan menjelajah masuk ke perut Anissa dari bagian bawah pakaian yang dikenakan dara cantik itu.Sentuhan lembut Pak Bejo mau tidak mau membuat Anissa merinding, pria tua itu bisa merasakan gelinjang tubuh Anis ketika tangannya bergerak ke atas menuju ke buah dada sang dara yang ranum. Gadis itu menatap Pak Bejo dengan mulut terbuka kecil dan mata yang menerawang entah ke mana.Mengetahui Anissa sudah mulai terangsang, Pak Bejo memberanikan diri menyingkap baju dan BH gadis muda itu. Sekejap saja, gundukan payudara sentosa sang dara menyambut dinginnya malam dan siap dinikmati oleh sang pria tua. Pak Bejo mengusap dan meremas payudara Anis, membuat gadis itu menjerit lirih karena tak kuat menahan nafsu.“Ouuughhh…” desah Anissa lirih ketika puting susunya dipermainkan lidah Pak Bejo.Kecupan demi kecupan membuat Anissa yang masih minim pengalaman bercinta menjadi merem melek menahan diri agar tidak terangsang.“Aheemm… haaahhh… ahhh…” erangan sensual Anissa terdengar sangat erotis bagi Pak Bejo, ia pendik escort menggigit puting payudara gadis itu dengan gigitan kecil dan meninggalkan cupang di balon buah dadanya.Kepasrahan Anissa membuat Pak Bejo dengan bebas melucuti satu demi satu pakaian yang dikenakan gadis itu. Sesuai dengan namanya, Pak Bejo adalah orang yang ‘bejo’ atau beruntung. Ia menjadi orang pertama yang menikmati keindahan utuh tubuh seksi sang gadis muda rupawan ini. Akhirnya kedua sosok berlainan jenis itu bertelanjang bulat.“Benar-benar bidadari turun dari langit.” Walaupun hanya diterangi oleh lampu darurat, tapi setiap lekuk keindahan tubuh Anissa bisa terlihat jelas oleh Pak Bejo. Pria tua itu menundukkan kepala dan mendekatkan bibirnya ke bibir Anis. dengan satu sapuan, bibir mereka saling bersentuhan. Bibir mungil yang ranum, basah dan sensual. Dengan penuh nafsu, Pak Bejo melumat bibir Anis.Pak Bejo memaksakan lidahnya masuk ke mulut Anissa, sementara tangannya menarik tangan Anis dan memaksanya memegang kemaluan Pak Bejo yang sudah mengeras seperti batang kayu. Gadis polos itu hanya diam saja dan menurut perintah Pak Bejo, ia sangat takut pada pria tua yang nekat itu.Tiba-tiba saja Pak Bejo berdiri, setelah berdiri tegak di hadapan Anissa, Pak Bejo menjambak rambut indah Anis supaya bangkit dari posisi berbaring dan dengan kasar pria tua itu mendorong kepala Anissa ke depan selangkangannya supaya wajah dara itu bisa mendekat ke arah penisnya, Anissa meronta dan menolak, tapi Pak Bejo mengunci tubuhnya dengan erat sehingga sang dara tidak bisa bergerak banyak.Anissa masih terus meronta hendak melawan ketika akhirnya, PLAKK!! Satu tamparan mendarat di pipi mulusnya. Tamparan itu begitu keras sehingga pipinya memerah dan air matanya meleleh seketika, Anis tidak mengira Pak Bejo akan menyakitinya setelah beberapa saat memperlakukannya dengan lembut.“Kalau tidak mau mati kuperkosa sebaiknya kamu berlutut sekarang juga dan melayani apa mauku!” Kata Pak Bejo tegas, kata-kata pria tua itu diucapkan pelan namun sangat menakutkan hati Anissa karena penuh ancaman. Mata gadis itu berlinang air mata dan tubuhnya merinding karena tidak tahu harus berbuat apa. Melihat Anissa kebingungan, Pak Bejo malah terangsang, akhirnya penis Pak Bejo berdiri tegak tepat di hadapan sang dara, ukurannya yang besar mengagetkan Anis.“Berlutut, kulum kontolku.” Perintah Pak Bejo pada gadis yang sedang ketakutan itu.Walaupun masih perawan, tapi Anissa sudah pernah menyepong penis Dodit, itupun karena Anissa yakin Dodit adalah pria yang kelak akan menikahinya sehingga Anissa mau melayani sang kekasih beroral-seks. Dodit yang baik juga menahan diri dengan tidak melanjutkan petting dan foreplay mereka sampai ke tahap penetrasi. Satu-satunya penis milik seorang laki-laki yang pernah dilihat oleh Anissa adalah milik Dodit, tapi kini dia menatap satu kontol besar yang ukurannya melebihi milik sang kekasih, perasaannya bercampur antara kalut dan takjub. Tangan Pak Bejo yang sudah tak sabar membimbing Anissa menggenggam kemaluannya.“Ampuuun… jangan paksa saya, pak… jangan… ter-terlalu besar…” rengek Anissa tanpa dihiraukan oleh Pak Bejo. Tangannya yang halus tanpa cacat menggenggam batang kemaluan sang pria tua dengan ragu-ragu.Setelah menunggu lama tanpa ada reaksi dari Anissa, dengan jengkel Pak Bejo menampar lagi pipi Anissa yang tadi sudah memerah. Pria itu memang sangat kasar dan memuakkan, dia semena-mena menyakiti gadis muda yang tak berdaya. Anissa jatuh terjerembab karena tamparan Pak Bejo, wajahnya kian sembab membiru karena terus dihajar.“Sudah ditampar masih berani melawan! Kalau tidak mau kubunuh sebaiknya cepat kau kulum kontolku!!”Tangis Anissa makin menjadi, dia meringkuk di bawah dan tidak mau berdiri, tapi setelah Pak Bejo mengancam dengan mengangkat tangannya, Anissa buru-buru berlutut dan meraih kembali penis Pak Bejo yang tadi ia lepaskan dan meletakkan batang kontol itu tepat di depan mulutnya. Anis masih ragu-ragu hendak menyepong kemaluan Pak Bejo.“CEPAT!” kembali Pak Bejo membentak.Dengan nakal pria tua itu mendorong pinggulnya ke depan sehingga kemaluannya berulang kali menyentuh wajah Anissa. Gadis muda yang cantik itu terpaksa menahan tangis dan membuka mulut dengan berat hati. Pak Bejo tertawa-tawa dengan sadis sambil menyorongkan kemaluannya pada gadis jelita itu.“Nah… begitu… baru… anak… baik…” kata-kata Pak Bejo terpatah-patah karena merasakan enaknya disepong gadis secantik Anissa. Mulut Anis yang mungil menerima sodokan demi sodokan kemaluan Pak Bejo. Dengan lembut Pak Bejo mengelus-elus rambut Anissa.“Jilati batangnya… anak manis…” kata sang pria bejat sembari menahan kepala Anissa dan menarik penisnya dari mulut gadis itu. Walaupun malu dan ragu, Anissa terpaksa membiarkan lidahnya menari di batang kemaluan Pak Bejo. Beberapa saat kemudian, kembali Pak Bejo menahan kepala Anis dan memasukkan ujung gundulnya ke mulutnya. Sedikit demi sedikit Anissa mulai diajari cara menyepong oleh pria bejat itu, beberapa kali Anissa tersedak ketika penis Pak Bejo menyodok hingga ujung. Pria tua itu hanya tertawa melihat penderitaan Anissa.“Sudah ya, Pak? Saya sudah capek… saya mohon… kasihan …” pinta Anissa memohon ampun. Air matanya deras mengalir, tapi Pak Bejo menatapnya galak. Dengan kasar dijambaknya rambut Anis sehingga mereka saling bertatapan.“Aku yang bilang kapan harus berhenti.” Geram sang pria tua mengancam Anissa, ia mengambil kembali pisau lipatnya yang tadi ia simpan di dalam saku baju. Gadis cantik itu menggigil ketakutan dan mengangguk pasrah.“Sekarang, berbaringlah menghadap ke bawah.” Perintah Pak Bejo sambil memasukkan kembali pisau lipat yang ia gunakan untuk mengancam Anis kembali ke saku.Dengan hati-hati Anissa berbaring, walaupun sudah beralaskan kertas koran, berbaring di atas rumput di alam bebas membuat tubuh Anissa menggigil kedinginan, apalagi dengan posisi menelungkup. Dengan berani Pak Bejo mengangkangi tubuh Anissa, kakinya yang besar dan penuh bulu mengempit sisi kanan kiri paha Anissa. Lalu tangan pria tua itupun mulai bergerilya dan meraba tubuh si cantik, perlahan sekali ia menikmati setiap jengkal tubuh telanjang Anissa yang memang sangat seksi. Gadis itu terhenyak ketika merasakan tangan jahil Pak Bejo masuk ke sisi bawah lengan dan escort pendik meremas payudaranya yang empuk.“Pak Bejo! Sudah Pak! Jangan diteruskan! Aku mohon…!”Pria tua itu hanya tertawa dan menarik tangannya dari payudara Anissa, tapi ia tidak berhenti begitu saja, Pak Bejo beralih ke kaki jenjang si jelita dan mengelus-elusnya penuh nafsu birahi. Makin lama tangan Pak Bejo makin naik, dari betis ke paha. Anissa berusaha menutup kaki agar Pak Bejo tidak bisa dengan mudah meraba bagian dalam pahanya, tapi pria itu lebih kuat dan membuka lebar-lebar paha Anissa. Elusan tangan Pak Bejo makin lama makin naik ke atas ke arah selangkangan Anissa sampai akhirnya dengan nekat pria tua itu menyentuh bibir vagina sang dara.Anissa menjerit tertahan, merasakan sentuhan tangan pria yang lebih pantas menjadi ayah atau kakeknya itu meraba-raba bagian tubuhnya yang paling sensitif. Pak Bejo menangkupkan tangan di atas memek Anissa.“Jangan!” keluh Anissa tanpa daya, ia berusaha meronta kembali, tapi Pak Bejo sudah siap, tubuhnya menubruk Anissa hingga gadis itu tak berdaya dalam pelukannya.Terjebak di bawah tubuh pria tua berotak busuk seperti Pak Bejo, Anissa bagaikan seekor kijang muda yang takluk dalam sergapan seekor singa lapar. Gadis muda yang jelita itu harus memutar kepalanya ke kiri kanan hanya untuk bisa menarik nafas yang berat karena seluruh tubuhnya ditekan ke bawah. Anissa meneteskan air mata pasrah ketika merasakan tangan Pak Bejo beraksi dengan berani mengelus-elus bibir memek Anissa. Gadis itu mulai sesunggukan dan menangis tersedu-sedu, tapi Pak Bejo tak mau berhenti, tangan pria tua itu malah masuk ke dalam bibir memek Anissa dan merogohnya bagai kantong mainan.“Hebaaat! ****t banget! Siapa sangka? Tubuhnya seksi, wajahnya cantik seperti bintang sinetron, tapi memeknya masih ****t dan orisinil. Ini baru namanya perawan!” Pak Bejo menarik tangannya dari dalam memek Anissa. “Dengan tubuh indahmu itu, kamu pasti berharga mahal kalau mau jadi pelacur. Siapa tahu dapat langganan anggota DPR, mau?”Anissa menjerit marah karena merasa dipermalukan, kembali ia meronta, tapi kali ini Pak Bejo melawan dengan mengeluarkan senjata andalannya. Pak Bejo menempelkan penisnya di antara selat dua bokong indah Anissa. Gadis itu menjejakkan kakinya dengan panik, ia tahu sebentar lagi pria tua busuk itu pasti hendak memperkosanya! Tubuh Pak Bejo terlalu berat dan kuat, Anissa tak bisa melawan kehendak sang pria tua yang sudah tertelan nafsu birahi liar. Kemaluan Pak Bejo yang besar dan tegang menyelip di antara paha mulus Anissa.“Jangan, Pak… jangan…” lemas suara Anissa memohon.“Ssst… kamu menurut saja, ya manis. Pasti enak kok.” Jawab Pak Bejo tanpa belas kasihan. “Aku ingin jadi orang pertama yang merasakan lezatnya memekmu.”Pak Bejo menggesek-gesekkan kemaluannya di celah bukit bokong Anissa, ia dibuat merem melek oleh pantat bulat seksi milik gadis muda itu. Untuk pertama kali dalam hidupnya, pantat Anissa menerima sentuhan langsung penis menegang milik seorang pria, sayang pria itu bukanlah calon suaminya. Gadis itu tersengal-sengal karena didorong maju mundur oleh Pak Bejo, ia sangat berharap Pak Bejo kelelahan dan mengurungkan niat memperkosa dirinya.“Teruuuus… terussss…” Pak Bejo merem melek keenakan.Setelah beberapa saat lamanya keenakan menggesekkan penis di belahan pantat Anis, Pak Bejo membalik tubuh gadis itu sehingga wajah mereka saling berhadapan. Pak Bejo mencium bibir mungil Anissa sementara tangannya bergerilya meremasi buah dada sang dara jelita. Tubuh gemuk besar Pak Bejo menindih tubuh mungil Anis di bawah langit malam terang, udara dingin berhembus menerpa kedua tubuh telanjang yang bermandikan keringat.Pak Bejo menarik puting payudara Anissa dengan gigi dan menggigitinya kecil-kecil, ia juga mencupang balon buah dada gadis itu hingga membekas merah. Ketika gadis itu lengah, Pak Bejo menempatkan kemaluannya di mulut vagina Anissa sebelum dara cantik itu sadar apa yang akan segera dilakukan oleh sang pria tua bejat.“Jangan Pak! Jangaaaaaaan!!!” rengek Anissa mencoba menghalangi Pak Bejo mengambil miliknya yang sangat berharga dan tak tergantikan itu. Tapi Pak Bejo jauh lebih kuat dan nafsu birahinya sudah sampai ke ujung ubun, Anis tak berdaya dalam pelukan Pak Bejo. Rengekan mohon ampun dari Anis malah semakin membuat Pak Bejo bernafsu, ia menyiapkan penisnya untuk melakukan tugas yang paling menyenangkan, merenggut kegadisan Anissa.Pak Bejo bertanya-tanya dalam hati, benarkah gadis ini masih perawan? Hanya ada satu jalan untuk membuktikannya. Pak Bejo mengangkat tubuh dan melesakkan kemaluannya ke dalam memek Anissa dengan sekuat tenaga. Karena kerasnya usaha Pak Bejo, akhirnya bobol juga pertahanan terakhir Anissa. Pria pertama yang berhasil mencicipi madu kenikmatan dari kegadisannya bukanlah Dodit yang diharapkan menjadi suaminya, melainkan seorang pria tua bejat bernama Bejo Suharso.“Jangaaan!! Kumohon, Pak Bejo! Sudah! Sudaaaah!!” Anissa meronta dan memukuli Pak Bejo sekuat tenaga, tapi mantan preman itu jauh lebih kuat daripada sang gadis muda. Karena jengkel, Pak Bejo menampar gadis itu di pipi kanan dan kiri. Saat itulah Anissa berhasil ditundukkan.Anissa mendengar lenguhan Pak Bejo yang mulai melesakkan penisnya pelan-pelan, “Duuuh… enaknya memek kamu, Non Anis. ****t banget! Wah, beneran nih Non Anis masih perawan!”Kemaluan Pak Bejo maju sedikit demi sedikit, Anissa memejamkan mata ketika merasakan ujung gundul penis pria tua itu mulai melesak masuk melewati bibir vaginanya. Anissa ingin menjerit tapi tenaganya sudah habis, batang kemaluan Pak Bejo masuk ke dalam liang rahim Anissa dengan lembut. Gadis jelita itu hanya bisa pasrah dan menangis sesunggukan tanpa daya.“Jangan…” bisik Anissa memohon ampun untuk yang terakhir kali sebelum Pak Bejo mengambil miliknya yang paling berharga. Calon pengantin itu mengerang ketakutan dan kesakitan namun tak berdaya, ia tak bisa mempertahankan diri dan gagal menahan serangan pria tua menjijikkan yang menginginkan kesuciannya ini. Jika Pak Bejo berhasil mendapatkan keperawanannya, maka Anissa akan kehilangan Dodit. Anissa tahu dia akan menjadi gadis kotor yang tidak lagi pantas menjadi istri kekasihnya itu. Pernikahan mereka terancam berantakan.“Ahhhhhhhhh!!” jerit Anissa setengah berteriak pendik escort bayan ketika seluruh batang kemaluan Pak Bejo berhasil menembus masuk ke dalam memeknya, selaput daranya berhasil disobek. Pak Bejo menikmati tiap detik kenikmatan memerawani Anissa.“Wow, surprise! Non Anissa bener-bener masih perawan!” teriak Pak Bejo sambil tertawa puas, ia bahagia menjadi orang pertama yang memasuki liang kewanitaan Anissa dan menembus selaput daranya.Merasakan kenikmatan luar biasa menjadi pembobol keperawanan Anissa yang sebentar lagi akan menikah itu, Pak Bejo menyetubuhinya tanpa ampun. Ia menusukkan kemaluannya ke dalam vagina Anissa yang terbaring tak berdaya di bawahnya. Gadis itu tak henti menggigil sambil bergetar dan menangis sesunggukan. Pak Bejo menatap mata Anissa lekat-lekat dan tertawa terbahak. “Nggak nyangka sama sekali, di jaman seperti sekarang masih ada cewek yang mempertahankan keperawanannya sebelum menikah. Tadinya saya pikir Non Anis sudah berkali-kali ditiduri Mas Dodit. Sayang sekali dia tidak berani melakukannya, tentunya sekarang Non Anis akan mengingat saya seumur hidup ya, cinta pertama memang tak akan terlupakan, ha ha ha.”Anissa kembali menjerit-jerit karena tak rela dirinya diperawani pria sebejat Pak Bejo. Pria tua itu hanya tertawa terbahak melihat gadis itu mencoba meronta. Gerakannya malah justru membuat gairah birahi Pak Bejo melejit tak tertahan.“Ahh… enakgh… enak sekali… ahhh memekmu top banget, Non Anis!” kata pria tua sambil merendahkan martabat gadis yang tengah diperkosanya dengan mengeluar masukkan penisnya sekuat tenaga.“Ohhhh… ampuuuun! Ampuuuun, Pak! Sudaaaah! Cukuppp! Ahhhh! Ehhhmm…!!” rintihan suara Anissa bercampur antara rasa sakit dan nikmat, sangat menyenangkan di telinga Pak Bejo yang terus menggenjot kemaluannya.“Gadis cantik seperti kamu memang harus diperlakukan seperti ini… unghhh… enak banget memek kamu, Non Anis… ungh… ungh… ungh…” Pak Bejo merem melek merasakan sempitnya kemaluan gadis yang ada di pelukannya.Anissa menyeringai menahan sakit ketika penis Pak Bejo berulang-ulang menjejal di dalam liang rahimnya, air mata Anis menetes tak tertahan. Pak Bejo tak kunjung usai, ia menarik paha si cantik dan menumbukkan kemaluannya sampai ke ujung leher rahim, sangat menyakitkan bagi Anissa yang baru pertama kali ini bersetubuh dengan seorang lelaki. Belum cukup rasa sakit ditimbulkan oleh Pak Bejo, pria tua menjijikkan itu juga meremas-remas payudara Anissa dengan ganas.“Aduuuhh… sakit! Sakit! Ampuuun…” rintih Anissa tanpa henti sementara Pak Bejo menyetubuhinya dengan berbagai macam gaya. Pria tua itu tidak puas hanya dengan posisi misionaris biasa, ia menarik Anissa dan menyetubuhi dari belakang dengan gaya doggie-style. Berkali-kali Anissa merengek minta ampun ketika Pak Bejo menjambak rambutnya hingga wajah gadis itu mendongak menatap ke atas. Karena waktunya sempit, Pak Bejo tidak bisa terlalu banyak melakukan eksperimen posisi, tapi dia merasa puas merasakan memek Anissa yang masih sangat rapat hingga penisnya terasa sangat enak di dalam memek gadis itu. Tidak hanya asyik melesakkan penisnya keluar masuk memek Anissa, Pak Bejo juga menggigiti pundak dan menciumi leher gadis itu sementara tangannya asyik meremas-remas buah dada si cantik.“Aduuuh! Aduuuh! Aku tidak tahaaan lagiiii!!” erang Pak Bejo setengah berteriak. Sesaat kemudian Anissa merasakan ujung gundul penis Pak Bejo seperti membengkak dan berdenyut di dalam liang kewanitaannya. Tiba-tiba saja terpancar cairan hangat yang keluar dari ujung penis Pak Bejo, kemaluan Anissa dipenuhi oleh air mani pria tua bejat itu. Setelah hampir satu jam Pak Bejo menyetubuhi Anissa dengan kejam, diapun menyemprotkan air maninya di dalam liang rahim sang gadis manis yang sudah direnggut kesuciannya itu.Bukannya takut dilaporkan pihak yang berwajib karena telah memperkosa calon istri orang, Pak Bejo malah berharap ia bisa menghamili Anis. Pak Bejo tetap mendiamkan penisnya berada di dalam memek Anis untuk beberapa saat lamanya, sementara gadis itu terdiam tak berdaya di bawah pelukan sang pria tua. Setelah beberapa menit mereka beristirahat, Pak Bejo melepaskan penisnya dari dalam vagina Anis. Pak Bejo menangkup selangkangan Anis dengan nakal dan terkekeh menghina.“Memang paling enak acara belah duren.” Pak Bejo menggesekkan penisnya di dada ranum dan wajah cantik Anissa tanpa rasa dosa. “Dengarkan baik-baik, anak manis. Ada baiknya kejadian ini tidak kau sebarkan ke semua orang. Aku punya banyak kawan di luar sana, jadi seandainya kau lapor polisi atau membacot pada Mas Hendra, Mbak Alya atau Mas Dodit dan yang lainnya, siap-siap saja. Tidak hanya menyiksamu, aku juga akan meminta orang menghabisi Mas Doditmu tercinta itu! Paham?!”Anissa mengangguk lemah tak berdaya.Puas mempermalukan dan mengancam Anissa, dengan santai Pak Bejo membersihkan dirinya dengan tissue yang ia ambil dari saku kantong celana, ia melemparkan beberapa helai tissue pada Anissa yang masih sesunggukan dan meringkuk tak berdaya. Pak Bejo dengan senyum puas membersihkan penisnya yang belepotan air mani bercampur darah perawan Anissa. Ia puas sekali bisa mendapatkan seorang gadis yang cantik dan seksi apalagi masih perawan seperti Anissa, ia merasa jauh lebih muda setelah meneguk kenikmatan sejati seorang gadis perawan.Beberapa saat kemudian, mereka kembali ke mobil yang diparkir di tepi jalan.Sementara Pak Bejo merasa puas dan merokok di kursi depan, Anis menangis terisak-isak di kursi belakang. Tubuh gadis itu terasa berat dan lemas sampai-sampai ia tak mampu bergerak. Anissa tahu, pasti orang tua sinting ini akan mengulangi lagi perbuatannya kapanpun ia mau. Anissa tidak bisa melaporkannya ke pihak yang berwajib karena Pak Bejo adalah orang yang sangat kasar dan berani melakukan setiap ancamannya, ia takut Pak Bejo akan melukai dirinya, keluarga Mas Hendra atau bahkan Dodit. Anissa tidak mau itu terjadi, dia juga tidak ingin melapor ke polisi karena merasa malu sudah ternoda, seumur hidup Anissa ingin memberikan yang terbaik pada suaminya yang sah, ternyata, mendekati hari-hari pernikahannya, ia malah kehilangan kesuciannya karena diperkosa oleh seorang pria tua bajingan.Hampir dua jam kemudian baru mereka pulang. Ketika berpindah dari belakang ke kursi depan, Anissa berjalan dengan sedikit timpang, tentunya karena selangkangannya terasa sangat sakit. Pak Bejo terkekeh menatap nyeri yang dialami korbannya. Ia sangat puas menjadi orang pertama yang bisa meraih kenikmatan vagina Anissa.

Ben Esra telefonda seni boşaltmamı ister misin?
Telefon Numaram: 00237 8000 92 32

Bir cevap yazın

E-posta hesabınız yayımlanmayacak. Gerekli alanlar * ile işaretlenmişlerdir